By
Jimmy
Pranata, Amd. Kep
KATA
PENGANTAR
Assalamualaikum, wr. wb
ALHAMDULILLAH, segala puji bagi Allah swt yang telah membimbing penulis
hingga kini, mulai dari sebelum lahir sampai menjadi seorang perawat dan bisa
menulis cerita tentang Mili n’ Nata di mana penulis mengisahkan sendiri cerita
nyatanya dengan kekasihnya.
Cerita Novel ini yang berjudul Mili n’ Nata penulis persembahkan khusus
untuk kekasih tercinta SERIUS MILIANI DWI PUTRI, di mana mengisahkan mulai dari
awal mereka bertemu sampai menjadi seorang kekasih.
Penulis berharap cerita ini bisa menjadikan inspirasi bagi semua orang.
Terima kasih untuk kekasih ku “ Mili “.
Wasalamualaikum, wr. wb
Penulis,
Jimmy Pranata, Amd. Kep
“ In SMAGA “
SMAGA kata yang utama dan pasti pertama.
Di sana kedua insan dipertemukan oleh sang pencipta alam yaitu ALLAH
swt. Pertama kali memandang, menyapa, bercakap, dan senyum pun ada silih
berganti bermunculan. SMAGA tempat mereka berdua menimba ilmu. SMAGA juga yang
pertama memberi kesempatan kepada Mili dan Nata bertemu untuk suatu ajang olimpiade
yang menimbulkan ada benih-benih cinta yang muncul di hati Mili kepada Nata.
Thank to SMAGA karena berkat diberikan kesempaan untuk bertemu,
akhirnya mereka kini menjadi sepasang kekasih. Cinta yang telah dijalani
semenjak 31 Mei 2011 adalah bukti yang tidak akan dilupakan untuk SMAGA. Banyak
guru – guru dan teman – teman yang awalnya tidak percaya dan terkejut mendengar
Mili dan Nata telah jadian, karena Mili di SMAGA terkenal anak kutu buku dan jarang sekali mengulas
tentang pacar dengan teman – temannya. Dia memang tidak menunjukkan rasa
cintanya kepada seseorang. Sampai – sampai pas saat teman – temannya tahu kalau
dia sudah jadian dan terpampang di facebook
dengan status MENIKAH.
SMAGA pun menjadi gempar, gara –
gara anak yang dikenal sebagai kutu buku dan
pendiam yang dibilang tidak bisa pacaran sama temen – temennya itu sangat
berkebalikan. Ternyata dia bisa menjalin hubungan dengan seorang cowok yang
bernama Nata. Yang mana dia adalah juga seorang alumni SMAGA yang pas di atas
angkatan Mili yaitu tamatan tahun 2011.
Tidak juga SMAGA, teman – teman Nata pun banyak yang
terkejut karena Nata bisa menjalin hubungan dengan anak yang berprestasi, rajin
beribadah, baik, dan pendiam yaitu Mili. This is
real, mereka menganggap hubungan Mili dan Nata tidak serius dan main – main
karena sungguh terlalu mengejutkan di telinga mereka kedengarannya.
MENIKAH adalah status pertama
Nata dan Mili di facebook, tapi
karena terlalu menggemparkan dan banyak teman – teman baik Mili dan Nata juga
adek kelas. Maka, status yang bermula MENIKAH diganti berpacaran.
Mungkin Mili belum mengetahui
cerita ini, sebelumnya Nata disukai cewek. Dia adalah adek kelas yang
berinisial N dan dia sama juga lahir di bulan November. Dia sering ngejar –
ngejar Nata tapi Nata tidak mau merespon, karena Nata tahu dia bukan orang yang
tepat untuk dijadikan pacarnya. Dia sampai meminta tolong kepada temennya
berinisial D. Si D pun menolong sahabatnya itu.
Bermula di facebook, Si D pun berkenalan dengan Nata dengan ramahnya. Nata pun
merespon. Si D ngobrol dengan Nata waktu itu dan membicarakan tentang temannya
Si N. Tapi Nata pun tidak merespon juga. Dia hanya menyangkal dengan kata –
kata halus dan sopan yang bertujuan agar tidak menyakiti perasaan temannya dan
dirinya. Akan tetapi Si N terus mengejar- ngejar Nata dan hasilnya tetap Nata tidak
ingin menjadikan Si N sebagai pacarnya.
Di
samping itu Mili yang awalnya dia sering mengirim tentang info – info biologi kepada Nata berubah menjadi kata – kata yang
romantis dan indah. Nata pun merasa berbeda dengan perasaannya. Dia bertanya –
tanya, “Apa benar dia suka dengan ku???”. Mili pun semakin lama tambah
melihatkan petunjuknya kalau dia suka Nata. Nata pun terus menulusuri titik
demi titik. Sempat curhat juga Nata ke adek kelasnya inisial E, namun dia tidak
menyebutkan nama Mili saat itu dan hanya menyebut Kakak kelas. Si E hanya
mengetahui kalau Nata sedang bingung harus milih siapa antara Si N atau kakak
kelasnya (Mili). Si E menyarankan
untuk memilih Si N, tapi dalam hati Nata mengatakan TIDAK dan dia memili Mili.
Nata pun merasa pas kepada
pilihannya, Mili. Tanggal 31 Mei 2011 pun puncak dari Nata untuk menyelidiki
Mili. Nata juga menoreh pertanyaan – pertanyaan untuk tambah meyakinkan Mili
sebagai pilihannya. Pas di saat hampir pergantian bulan Nata mengungkapkan
cintanya kepada Mili.
“ He know
her for 1st “
Bermula di ajang kompetisi bahasa Jerman (puisi) Nata dipertemukan dengan seorang cwek yang bernama Mili.
Dia sangat mengagumi gaya, mimik dan intonasi suara yang dibawakan saat latihan
dulu. “Salmaiyala – Salmaiyalu...” adalah bunyi yang keluar di bibir
mungilnya saat membacakan sebuah puisi dan menggerakkan tangannya yang
memerankan seakan – akan dia sedang mencari seseorang dengan berteriak. It’ s amazing , hampir sempurna. Dari
situlah Nata yang baru pertama kali latihan tergugah dan tidak mau kalah dengan
adek kelasnya walaupun sangat mendadak dan mepet waktu itu dengan acara
lombanya.
Saat
bu Ratna bilang, “ Serius, kurang ekspresinya kok gak kyak kemarin??”. Nata
mengira klo itu sebuah instruksi untuk cwek itu karena Nata menganggap dia disuruh untuk serius. Temen – temennya
juga saat itu memanggil dia dengan sebutan serius.
“Wah, apa benar dia bernama serius??”, pertanyaan yang timbul di pikiran Nata
saat itu.
Nata
tak mengetahui awalnya kalau cwek itu yang bernama lengkap Serius Miliani Dwi Putri yang sering dipanggil yus oleh teman – temannya adalah seorang adek kelas yang waktu itu
ruang kelasnya (X 6) berada di depan
pas ruang kelas nya Nata yaitu XI IPA 1. Nata pun kaget dan tertawa dalam
hati. Saat itu pula dia mengatakan dalam
hati, “Orang dia kelasnya di depan kelas ku, kok aku tidak tahu ya??”. Waktu
itu pula Mili lagi duduk sambil bercanda gurau dengan temannya di lorong sempit
dan pendek depan kelasnya.
Latihan
mulai kembali. Bagi Nata dia sangat menanti – nanti giliran Mili, karena dia
ingin melihat ekspresi yang sangat mendalami peran dalam pembacaan puisi yang
dibawakannya. Mili pun memulai gilirannya dan Nata pun terpesona untuk yang ke
dua kalinya. Setelah anak kelas X sudah tampil latihan, kemudian beralih kelas
XI. Nata pun tampil buat latihan, karena dia merasa kurang percaya diri,
latihanya terasa kurang maksimal. Nata banyak diberi komentar oleh bu Ratna ,
guru bahasa Jerman.
Lomba
pun di depan mata. Rasanya campur aduk bagi setiap finalis lomba bahasa Jerman.
Lomba pun dimulai, waktu itu Mili tampil. “Wah dia berbeda, lebih bagus dari
saat pertama latihan.”, Nata kagum. Setelah itu disusul oleh peserta yang lain.
Kemudian giliran Nata, tanpa microphone
dia memulai membacakan puisi yang dipilihnya. Tetap saja begitu, tidak PD (percaya diri). Alhasil, saat pengumuman
lomba yang disiarkan oleh Angger waktu itu. Mili masuk di 10 besar, sedangkan
Nata tidak.
“ Audisi Garda Crew “
Waktu itu hari jumat,
bertempat di kelas XI A1 diadakan pemilihan crew Garda yang bertujuan untuk
melanjutkan tugas dari anggota yang lama. Banyak sekali peminat dari teman –
teman kelas X yang ingin menyalonkan diri sebagai Crew Garda. Salah satu
diantaranya yaitu Mili.
Banyak
sekali ujian dan deretan pertanyaan yang dilontarkan dari pengurus lama kepada
calon anggota yang baru. Mulai dari perkenalan diri, alasan megapa ingin jadi
crew Garda dan pertanyaan – pertanyaan yang bersifat meyakinkan juga ada
pertanyaan uji bahasa Inggris.
Setelah
diuji calon anggota baru, pengumuman pun dibacakan. Semua peserta deg – degan
menunggu hasilnya. Tapi yang terjadi semua lulus. Rasa gembira pun muncul di
dalam hati anggota baru.
Pemilihan
kepengurusan untuk membagi ketua umum, ketua 1 dan 2, sekretaris dan bendahara.
Untuk ketua dipilih dari score yang
paling tinggi. Mili termasuk dari kriteria itu. Dan dia terpilih menjadi ketua.
“ OSN ^,^ “
Mereka
dipertemukan lagi pada acara OSN (Olimpiade
Sains Nasional). Namun mereka tidak sebidang studi. Mili ikut dalam mata pelajaran
Biologi, sedangkan Nata ikut mata pelajaran Komputer.
Mereka
diberi pelatihan sekitar dua bulan. Seru tapi sangat menguras tenaga dan
pelajaran. Di sana mereka mendapat ilmu tambahan yang tidak diajarkan
sebelumnya. Itu sangat istimewa.
Cukup
melelahkan bagi mereka, tapi lomba ada di depan mata. Olimpiade dilaksanakan di
SMADA waktu itu. Peserta dari SMAGA dan SMA yang lain sedang registrasi ulang
di lobi yang lumayan luas, berada di bawah tangga dan menghadap ke utara. Di
situ juga disediakan kursi bagi tamu yang datang ke SMADA.
Pesertapun
sudah mendapatkan nomor olmpiade OSN sebelum lomba dimulai, termasuk Mili dan
Nata. Peserta SMAGA saat itu berkumpul dulu di lobi dan duduk, juga ada yang
sekedar membuka materi yang sebelumnya sudah mereka pelajari.
Nata,
dia sangat deg – degan saat menunggu lomba yang akan dimulai. Dia waktu itu
sempet pengen buang air seni nya di toilet SMADA yang berada di bawah tangga sebelah
kanan dari lobi tadi, karena terlalu khawatirnya saat mengerjakannya nanti. Dia
ditemani Firman dan Dimas, temen dekatnya Nata saat ke toilet SMADA.
Setibanya
dia dari toilet, dia berjumpa kawan lamanya Rusdani, dia anak SMAGRISA yang
mengikuti lomba Biologi seperti Mili. Kedua temannya tadi lebih dulu
meninggalkan Nata, karena prosesi upacara pembukaan pun sudah dimulai.
Untungnya Nata dengan segera menuju barisan. Barisan pun diatur kembali,
dibedakan sesuai kelompok mata pelajaran.
Upacara
pun telah usai, kini waktunya bagi peserta Olimpiade OSN untuk mencari kelas
yang ada nomor sesuai dengan ID card nya. Nata dan Mili pun terpisah kelasnya.
Nata berada di ruang Sejarahnya SMADA sedangkan Mili berada di ruang yang
sampingnya adalah ruang Guru.
Pembagian
soal pun dimulai, tapi peserta dilarang untuk membuka soal OSN. Waktu itu di
kelas Nata dijaga oleh Guru SMA Katolik. Gurunya Sabar, walaupun dia mengajar
di SMA Katolik dia beragama Islam.
Waktu
mengerjakan pun dimulai. Nata mengerjakan soal komputer dan Mili mengerjakan
soal Biologi. Nata banyak mendapatkan soal logika, dia pun merasa lebih tenang
dibanding sebelumnya saat sebelum lomba. Nata mengisi semua jawaban nya di
lebar jawaban OSN. Tapi sialnya, Nata tidak tahu kalau jika soal yang dijawab
salah maka -1.
Saat
itu pun dia langsung bingung ketika Ilyasah dan Indana teman nya bilang pas
selesai ujian di lobi. Tapi Nata pun tetap menyerahkan bagaimanapun hasilnya
kepada Allah swt, dan dia yakin kalau jawaban yang telah ia pilih lumayan
banyak yang bisa.
Waktu
mengerjakan pun selesai. Semua peserta dari SMAGA termasuk mili dan Nata
berkumpul di lobi depan SMADA. Banyak sekali komentar yang diucapkan teman –
teman saat itu ketika sesudah mengerjakan soal.
Saat
nya pulang, namun Nata, Ilyas dan Indana kembali ke SMAGA, mereka saat itu ada
ulangan Matematika nya bu Susi. Namun bu Susi tidak mengijinkan mereka
mengerjakan Ulangan saat itu, karena bu Susi tahu kalau mereka habis dari lomba
OSN.
Lama
sekali hasil OSN itu muncul, baru sekitar satu bulanan ada pengumuman.
Bagaimana hasilnya???, awalnya Nata tidak mengetahui dan waktu itu terasa aneh
ketika melihat Mili sudah berpakaian bebas. Dia duduk di pos satpam dengan
membawa tas yang kelihatannya cukup berat dan banyak, ketika itu ia ditemani
Irsyadi dan Ayu Andira sahabatnya.
Pemberitahuannya
terlambat. Itu yang membuat anak kelas XI tidak prepare sebelumnya dan terlalu
mendadak saat berangkat ke Surabaya. Sungguh kasihan nasip kelas X, mereka
telah prepare dari pagi, tapi harus menunggu kelas XI untuk
pulang dan berganti baju, juga pamit dengan orang tua mereka.
Semua
sudah siap dan traveling to Surabaya dimulai. Yang ikut antara lain pak Widodo, pak
Suwito, Irsyadi, Ayu Andira, Mili, Nata, Ilyasah dan Indriani. Mereka tentunya
pemenang lomba yang berbeda bidang studi.
Pas
setelah sampai di kampus ITS. Kecewa, tentor masing – masing bidang studi pada
ke luar negeri semua. Sungguh kecewa dan Besoknya Nata dan Ilyasah ulangan PKN.
Nata pun belum siap sama sekali dan hasilnya REMIDI.
“ UM “
Untuk yang sekian kalinya Nata dan Mili di pertemukan untuk berjuang
bersama di UM. Pagi – pagi pun mereka berkumpul di SMAGA jam 04.30 sehabis
subuh. Itu khusus bidang studi Biologi dan Komputer.
Tepat
jam 05.00 berangkat ke UM. Selama perjalanan sangat seru, tapi pada awalnya
mereka ketiduran, namun pas berhenti di warung daerah pasuruan semua terbangun.
Makan Pagi..”nyam nyam nyam nyam,...”.
Perjalanan
pun dimulai lagi. Di dalam mobil pak Suwito menyalakan lagu campursari. Nata
dan Mili enggan untuk bicara. Hanya ilyasah yang sering ngobrol dengan pak
Widodo dan pak Suwito.
Akhirnya
mereka sampai di UM, mobil langsung diparkir di halaman parkir fakultas MIPA.
Hal ini pertama kalinya Nata ke UM. Di dekat mobil pak Widodo menghubungi
tentor Komputer, namun beliau masih berada di daerah Batu saat itu jadi semua
langsung menuju ke ruang dosen untuk bertemu tentor Biologi. Guru mereka pak
Widodo dan pak Suwito berbincang - bincang dengan tentor Biologi yang
berpakaian sangat rapi.
Setelah
berbincang – bincang tentang asramah dan pembelajarannya bagaimana. Mili dan
temannya langsung mengikuti pembinaan Biologi bersama tentornya. Sedangkan Nata
dan Ilyasah diajak keluar dulu sama pak Widodo dengan pak Suwito. Mereka
awalnya menuju ke rumah pak Widodo yang berada di dekat kampus UM tapi karena
keadaannya kurang memungkinkan dan kotor mereka langsung meluncur lagi.
Sampai
di Togamas yang letaknya di dekat perempatan dimana kalau ke kanan menuju ke
UNMER. Tempatnya bersih dan bagus. Di situ pak widodo mencari buku buat anaknya
sedangakan pak Suwito juga mencari buku untuk dirinya sendiri. Nata dan Ilyasah
nihil.
Setelah
mampir ke Togamas langsung menuju ke alun – alun kota malang, di situ Nata dan Ilyasah pergi untuk melihat ke dalam
Toko. Namun, tidak ada yang mereka beli. Sehabis melihat – lihat semua bergegas
ke masjid yang terletak di sebelah barat alun – alun malang untuk sholat
dzuhur.
Mereka
semua setelah melakukan sholat lalu menuju ke mobil untuk meluncur ke UM lagi
karena dosen nya sudah ada. Akan tetapi sebelum tiba di UM mereka mencari makan
dulu di pedagang kios untuk mengisi perutnya yang keroncongan.
Sesampainya
di UM mereka langsung bertemu dengan tentor Komputer. Sedikit berbincang –
bincang, lalu guru mereka pamit. Nata dan Ilyasah pun langsung diberikan
bimbingan oleh tentornya.
Sungguh
rugi yang ikut komputer waktu 4 hari hanya diisi dengan 2 pertemuan saja,
sedangkan Biologi lumayan banyak. Namun lumayan cukup seru juga, gara – gara
tidak ada dosen Nata dan Ilyasah bisa sering keluar masuk Matos.
Pada
malam hari ke – 3, Nata bertemu dengan Mili lagi, mereka berdua dan temannya
pergi ke Matos melihat – lihat suasana malam Matos. Namun Nata dan Ilyasah
pergi bersama melihat audisi MISS Matos. Dari situ pula Mili dan temannya pergi
untuk kembali ke Asramah.
Pagi
harinya mobil pak Suwito sudah ada di depan asramah untuk menjemput mereka.
“Sungguh senang rasanya”, dalam hati Nata karena bisa kembali pulang. Kangen
masakan rumah. Di perjalanan pulang pak Widodo menawarkan untuk ke Matos, namun
si Mili tidak mau dan menolak. Dalam hati Nata saat itu ada rasa marah kepada
Mili gara – gara tidak mampir ke Matos, karena saat itu Nata pengen beli CD nya
AFGAN yang judul albumnya the One. Nata nyesel banget waktu itu tidak bisa beli
CD nya AFGAN.
“ Always sent SMS for Nata “
Nata waktu itu tidak mengetahui apa maksud tujuan Mili sering mengirim
sms tentang info – info Biologi. Nata hanya merespon “ya, terimakasih atas
infonya.”. cukup lama waktu itu. Seiring berjalannya waktu setelah UAN usai dia
masih tetep mengirim info – info Biologi.
Namun
yang mulanya berawal dari info berupah jadi kata – kata romantis. Nata pun
awalnya biasa saja. Sms itu tambah sering muncul di HP Nata, dari situ Nata
mulai menanggapi sms dari Mili.
Sms
info yang diberikan Mili kepada Nata
berawal seusai Mili dan Nata telah saling mengenal dari ajang Olimpiade Sains
Nasional. Hal itu berlangsung sampai Nata masuk ke kelas XII dan Mili naik ke
kelas XI.
Banyak
sekali info yang diberikan Mili kepada Nata, sehingga Nata juga banyak
mengetahui info – info yang sebelumnya belum dia mengerti. Mulai dari tentang
dunia hewan, tumbuhan dan info mengenai kesehatan untuk manusia.
Nata
jarang sekali menanggapi info – info itu, tapi kadang sesekali membalas sms
yang telah dikirimkan Mili kepada Nata. Kadang juga mereka sedikit berdiskusi
mengenai ulasan sms yang dikirimkan Mili.
Banyak
sekali info yang Mili tahu tentang Nata dari kakak kelasnya, di mana dia adalah
teman akrabnya Nata yang bernama Serly. Mili mengenal Serly dan akrab karena
dia ikut dalam organisasi KIR. Di mana dalam organisasi itu dia sering ngobrol
tentang karya ilmiahnya dia dan Serly sering curhat tentang Nata kepada Mili.
Dari situlah Mili mengetahui bagaimana seorang Nata itu.
Tema
pun mulai berganti, yang tadinya hanya sekedar info Biologi belaka berubah
menjadi kata – kata yang lumayan GJ (Gak
Jelas). Sering mengirimkan kata – kata yang agak romantis, dan yang di
tulis kebanyakan bermula dari Lagu.
Saat
itu ketika Nata membaca lirik dari lagu yang Mili kirim kepada Nata adalah simponi hitam. Nata yang tidak
mengetahui kalau itu lagu dia langsung sms balik ke Mili. Mili pun menjawab, “
itu hanya lagu nya sherina “.
“Malam sunyi ku impikan mu, ku
lukiskan kita bersama, namun selalu aku bertanya aku di mimpimu,.. di hatiku
terukir namamu, cinta rindu beradu satu, namun aku selalu bertanya adakah aku
di hatimu,.. telah ku nyanyikan alunan – alunan senduku telah ku bisikan cerita
– cerita gelapku telah keabaikan maimpi – dan ambisiku, tapi mengapa ku takkan
bisa sentuh hatimu,.. bila saja kau di sisiku , kan ku beri kau segalanya,
namun tak henti aku bertanya ,adakah aku di mimpimu.. telah ku nyanyikan alunan
– alunan senduku telah ku bisikan cerita – cerita gelapku telah keabaikan mimpi
– mimpi dan ambisiku, tapi mengapa ku takkan bisa sentuh hatimu, tak bisakah
kau sedikit saja dengar aku, dengar simponiku – simponi hanya untukmu,..”
Nata
yang awalnya tidak tahu kalau itu merupakan lagu, lalu dia berfikir, “aku kok
gak pernah denger lagu itu ya??”. Kemudian dia browsing dan mendownload lagunya
sherina itu. Ternyata Nata suka nadanya. Dari nyanyian itu Nata sudah tahu apa
yang ada di benak Mili. Tapi Nata masih ingin tahu bagaimana seorang Mili itu.
Seringnya
Nata curhat ke Angga teman karibnya, dan adek kelasnya si E dan si D tadi.
Banyak masukan yang ia terima dari rekan – rekannya tadi. Nata bertekad ingin
lebih mengenal kepribadian Mili.
Mili
pun masih sering mengirim sms gombal kadang romantis yang lumayan lucu kepada
Nata. Tapi anehnya saat Nata balik tanya, “ Hayo untuk siapa?? “. Mili malah
tidak mengaku dan dia hanya menjawab, “ Untuk orang yang ku kirimkan sms kok.”.
Nata pun menjawab, “ Terima kasih.. J”
“ 1st Date J “
Ketika ujian nasional pun
telah usai Mili masih tetap saja sms kata – kata yang lumayang GJ dan romantis
kepada Nata. Nata pun fokus untuk introgasi dia. Nata tanya, “ Hayo kayaknya
ada yang lagi jatuh cinta nih..”. Mili jawab, “ Heehee”. Nata berkata, “
Ungkapin aja sama orangnya!! “. Mili jawab, “enggak ah, malu..”. Nata
menegaskan, “hmmm.., nanti nyesel loh kalau orangnya sudah punya pacar dulu.
Cepetan tembak dia.”. Mili bingung, “ Urgghh”.
Nata
tahu, kalau Mili sebenarnya suka dengan Nata. Tepat pada larut malam pada
tanggal 31 Mei 2011 sms pun berlanjut. Kemudian sampai di sekitar pukul 23.30.
Nata pun pengen ngomong via sms. Awalnya dia malu, walaupun tidak secara
langsung ketemu. Namun dengan keyakinannya dia lalu dia memberanikan dirinya
untuk menyatakan cinta ke Mili.
Mili
yang mungkin kaget dengan kata – kata yang telah dilontarkan ke Mili melalui
via sms. Mili lumayang lama bales sms Nata. Terus Nata sms Mili lagi, “ Hallo,
sudah tidurkah? “. Lalu Mili balas sms Nata, “ Kak, kalau benar.. aku pengen
diungkapin langsung”. Nata pun dengan janjinya akan menyatakan ulang secara
langsung di kemudian hari. Namun janjinya meleset. Dia tidak bisa datang saat
itu karena ada suatu hal. Tapi 3 hari setelah dia nembak via sms, Nata mengajak
Mili untuk keluar. Meraka janjian jam 3 sore. Nata pun menjemput Mili ke
rumahnya. Mili sudah bersiap – siap dengan mengenakan kerudung ungu dan baju
serba ungu, sedangkan Nata karena suka dengan warna biru, dia pakai kemeja
berwarna biru.
Sungguh
payah, Mili ijinnya mau belajar padahal ngedate
dengan Nata untuk pertama kalinya. Mili yang membawa tas dan di situ
terdapat buku Biologi Nata yang maunya Mili ingin mengasihkan lagi ke Nata
karena dia sudah membacanya. Tapi Nata menyuruh Mili untuk menyimpannya.
Mereka
tiba di Anaconda dan memesan es sesuai dengan kesukaannya. Mili terlihat sangat
malu saat duduk disamping kiri Nata. Nata juga terlihat lumayang GJ saat itu.
Tak ada topik yang dapat diomongkan. Untungnya ada TV nyala. Nata pun mulai
ngobrol dengan Mili. Saat itu acara televisi tenang pengetahuan yang ada di
chanel Trans7.
Sampil
menyelam minum air hal itu terjadi saat Nata dan Mili saat Makan es diselingi
dengan ngobrol tentang SMAGA, Biologi, dll. Terlalu ilmiah bahasnya. Maklum
mungkin akibat dari jurusannya kali sama – sama IPA. Acara ngedatenya kelar dan pulang.
“ city Garden “
Alun - Alun Kota
# di setiap sudutnya ada mozaik antara aku dengannya
# di setiap sudutnya ada pecahan kenangan aku
bersamanya
# dan di setiap sudutnya ada puzzle yang apabila
terangkai akan membentuk senyum aku dan senyumnya
:) Mili n' Nata
Pertemuan Mili dan Nata for the
2nd date in city garden. Nata meminta Mili untuk mengajak dia jogging. Setiap hari minggu diadakan car free day di mana mobil dan motor
tidak boleh melewati kawasan jalan alun – alun kota, mulai dari alun – alun
selatan, timur, utara, dan barat.
Nata
dan Mili janjan jam 05.30, suasana yang dingin saat itu sinarnya mulai menerangi
atmosfir yang hitam. Mili dan Nata bertemu di pertigaan di sekitar Majid.
Gembira adalah kata yang pertama muncul di benak mereka.
Dengan
sepeda birunya Mili tiba di city garden.
Nata pun gak sabar untuk ketemu Mili. Sebelumnya mereka sms untuk menentukan
tempat bertemu. Nata dan Mili kemudian menitipkan sepeda Mili di halaman parkir
tenis.
Jogging
pun dimulai, namun yang awalnya semangat berubah menjadi tersendak – sendak.
Capek pun tiba menghampiri Mili di sepruh perjalanan. Nata tetap ngajak Mili
untuk tetap lari. Sesudah sampai 1,5 putaran, Nata pun capek dan akhirnya
mereka istirahat bareng di depan lapangan tenis.
Walaupun
capek menerjang tapi mereka sangat senang, karena bisa bertemu bareng dan
ngobrol. Tiba – tiba perut Nata
berdering. Nata pun ngajak Mili untuk cari makanan yang mau disantap. Mereka menyelusuri jalan dari parkir tenis
menuju ke arah jam 9 kemudian belok ke kiri mengitari jalan alun – alun timur
dan sampai di pertigaan. Di dekat SMP Katolik terdapat banyak sekali pedagang
yang berjualan beraneka ragam makanan.
Nata
tanya ke Mili, “Mau beli apa?”.Mili jawab, “ aku gak beli kak!”. “loh kenapa?
Kamu kan belum makan,..” tanya Nata. “Males ngunyah.”, Jawab Mili. “Beli roti
ya??” , tawar Nata. Setelah Nata beli roti bakar, yang tadinya mau dimakan
bareng, malah Mili tidak mau makan. Dia hanya ingin beli air mineral.
Roti
pun dihabiskan sendiri sama Nata gara – gara Mili tidak mau makan karena alasan
males ngunyah. Kemudian selesai makan roti, Nata dan Mili menuju ke alun – alun.
Sangking galaunya sampai – sampai tidak tahu mau stop di mana. Mereka muter –
muter mengelilingi jalan trotoar sempit yang berwarna merah muda di dalam city
garden. Mili yang sangat haus saat itu, dia minta Nata untuk pergi ke penjual
minuman yang terletak di dekat taman kesehatan.
Nata
pun beli minum bersama Mili. Setelah membeli minuman kemudian mereka menuju ke
taman kesehatan. Di sana mereka hanya sekedar lewat dan sampai di depan gedung
Soedjono. Mili dan Nata pun duduk dan ngobrol.
Lumayan lama ngobrolnya, saat itu ada keluarga yang beranggotakan catur
warga. Nata pun memandangi sepatu ayah dari keluarga tadi. Pas melihat 42 di
sepatu bapak itu dalam hati Nata pun tertawa. “baru beli nie kayak e.”, ucap
Nata dalam hatinya.
“ Kura - Kura “
Waktu itu, sehabis Mili usai dari Malang, dia membelikan boneka kura –
kura untuk Nata. Nata yang hanya bercanda minta ke Mili oleh – oleh. Tiba –
tiba dibelikan saja tuh boneka. Bentuknya Kura – Kura.
Dari
boneka itu panggilan Kura – Kura pun muncul dari Mili untuk Nata. Kura – kura
itu terbungkus kotak kado yang berbentuk balok, berwarna cream, dan terdapat
hiasan di mana terdapat corak kupu – kupu, hati dan bunga, dan kotak kado pun
terdapat pita biru.
Saat
itu pula buku biologi Nata pun dikembalikan oleh Mili terbungkus oleh tas OSN
yang sama dengan milik Nata. Kebalinya buku itu ke Nata setelah mereka sudah
usai makan mie popeye yang dekat dengan kampus STKIP.
Saat
makan bareng, mereka sempat ngobrol tentang biologi. Waktu itu Nata juga pinjam
buku ANFIS milik Mili. Mereka share bareng tentang ANFIS. Sehabis mereka makan di
warung mie popeye lalu mereka pulang. Cuaca juga kurang mendukung mendung dan
rasanya langit pun pingin cepat – cepat meneteskan air matanya ke permukaan
bumi Lumajang.
Saat
itu pas hari minggu siang. Mili dan Nata pun pulang ke rumah Mili untuk ngantar
Mili. Sesampai di rumah Mili, Nata pun disuruh bawa tas OSN tadi. Nata tidak
tahu tadinya klo di tas itu terdapat kado mungil dari Mili “kura – kura”. Pas di rumah saudaranya
Nata membuka tas Mili dan dia mendapat kado dari Mili. Sempat Mili menuliskan
surat untuk Nata.
“Kak Jimmy mirip
ma kura” nhe
Sederhana,
Tapi berkesan
Biasa z,
Tapi sangat
spesial,
Aku menyukai
jiwa sederhana mu,
Dan raga yang
membungkus kesederhanaan itu”
^,^
“ Song for Nata “
Seusai
Mili pulang sekolah, dia menyempatkan dirinya ke perpus. Sebelumnya Mili dan
Nata sudah janjian. Pada pertemuan ini Mili menepati janjinya saat dulu pas
bersepeda ke daerah barat Lumajang.
Pas di gubuk di sekitar daerah
rumah pak Joyo, Mili dan Nata pun nembusin janjinya Mili yang akan buatin Nata
lirik lagu. Tapi pas di perpus Nata pun diberi secercik kertas yang berisi
sebait kata seperti puisi. Nata pun kecewa dan dia suruh Mili buatlagi sebuah
lagu. Muncullah Bintang, dia menulis
lagu tentang kura – kura.
Bintang
– bintang
Bintang
kura – kura ku
Teranglah
engkau dalam sudut hatiku
Pijarlah
engkau dalam ruang hatiku
Bintang
– bintang
Bintang
kura – kura ku
Bicaralah
engkau dalam kilau sinarmu
Agar
perempuan ini tak lagi berkabung
Oh
bintang
Akankah
enkau tahu
Bagaimana
keadaannya
Merintih
mencerca sepi
Bintang,
bersinarlah engkau
Bintang,
berpijarlah engkau
Oh
bintang
Akankah
enkau tahu
Bagaimana
keadaannya
Merintih
mencerca sepi
Mili
dengan marahnya dia memberikan lagu itu kepada Nata. Dia langsung bergegas
pulang. Sebelumnya Nata pun menarik tangan Mili saat dia bergegas pulang. Dia
marah karena karya yang pertamanya tidak Nata terima dan mungin dia sangat
capek saat itu karena dia usai dari sekolahnya.
Mili
pun butuh untuk menenangkan dirinya. Nata membiarkan Mili pergi begitu saja,
karena Nata tahu dia butuh ketenangan untuk meredahkan gejolak kemarahannya di
hati Mili.
Dari
peristiwa itu Mili pun tidak sms Nata sampai menjelang malam. Nata pun berusaha
minta maaf ke Mili, awalnya Mili tidak jawab sms Nata. Namun, ketika Nata
bilang dia tidak akan makan kalau tidak dimaafkan oleh Mili. Mili langsung
membalas sms Nata. Akhirnya berdamai.
” Wisata Kuliner “
Pas
itu lagi Ultahnya Nata. Mili, dia ngajak Nata untuk wisata kuliner. Hari minggu
juga saat itu, Mili yang masih mengerjakan tugas Axel dan dikumpulkan lewat
email saat itu. Dia mengerjakan di warnet SK.
Nata
waktu itu masih di rumah sepupunya. Dia lagi main dengan sepupunya, Galuh.
Sebelumnya dia sudah janjian kalau jam 9 pagi akan pergi bareng.
Waktu
itu Nata pun sms Mili, “ dek, di mana? “. Jawab Mili,” di SK net kak,langsung
ke sini ae.”. “iya dek.” Jawab Nata. Nata pun pergi ke SK net. Namun pas di SK,
Nata ngiranya kalau SK net tu di atas SK store tapi ternyata di sebelahnya SK
cafe. Nata dengan enaknya tanpa tanya ke satpam SK langsung masuk ke dalam
gerbang yang lumayan lebar dan mau ke atas. Apa yang terjadi, belum masuk dia
ditanyai sama satpam SK, “ Mas, mau ke mana? “. “ ke SK net Pak.”. “ Loh . bukan
disini Mas, tapi di sebelah kiri.”. “Ohhhh,,”, jawab Nata dengan malu.
Nata pun pergi ke SK net. Mili dengan
seriusnya sedang mengerjakan tugas bersama Irsyadi sejak sejam yang lalu. Pas
Mili minta bantuan ke Nata tentang tugasnya tu, duh Nata pun juga bingung, Dia
kurang ngerti tentang Exel. Tugas pun akhirnya selesai gara – gara Irsyadi
sudah ngerjakan tugasnya dan Mili pun copy paste.
Waktunya
go to wisata kuliner. Pengennya
bersepeda dulu. Berhenti sejenak buat mikir makan di mana. Akhirnya Nata minta
makan di Pujasera depan kampus Akper. Sampai tuh mereka di Pujasera.
Di
sana Mili dan Nata pun masih saja debat tentang makan. Mili tidak mau nasi,
tapi Nata justru sebaliknya. Nata pun berfikir kalu waktu sudah siang. Terus
mengajak untuk makan nasi saja. Akhirnya deal
nasi. Setelah itu pesen Nasi dan minumnya capucino.
Mereka
pun sudah makan, kemudian bergegas ke masjid untuk sholat dzuhur. Setelah
sholat pun kelar, mereka bersepeda lagi tanpa tujuan entah itu belok kiri,
belok kanan, atau lurus saja tanpa henti. Mereka terus menggayuh sepeda ke
depan menuju taman toga.
Tiba
– tiba ide pun muncul di benak Mili. Dia minta bersepeda ke jalan lintas timur
dan biasa disebut JLT. Mereka pun berbelok ke arah kanan menuju Sukodono. Pas
sampai di bersimpangan jalan dekat PLN Sukodono, mereka pun berbelok ke arah
JLT menuju ke daerah Selokgondang.
Di
daerah Selokgondang pun mereka berhenti sejenak dan sedikit menyempatkan diri
untuk melihat kerbau dari dekat. Nata yang belum pernah melihat kerbau dengan kondisi
real. Pas di jalan yang berbelok Nata
dan Mili pun berhenti untuk ke dua kalinya. Nata yang dulunya pernah main
baling – baling dari daun singkong, dia pun bernostalgia lagi ke masa kecilnya
dengan Mili kekasihnya itu. Indah rasanya.
Mili
dan Nata pun lanjut ke perjalanan. Mereka terus saja mengikuti jejak sepanjang
jalan menuju JLT. Panas yang terik pun mulai terasa, tapi mereka pun tetap saja
mengayuh sepeda. Sampai di persimpangan lampu merah, Mili dan Nata pun belok ke
arah kanan menuju arah selatan. JLT pun sudah di depan mata. Mereka menikmati
indahnya kehijauan dan merasakan angin yang menyapa mereka. Mili pun saat itu
mengajak Nata balap sepeda.
Sampai
di persimpangan ke dua JLT dari utara. Mereka belok ke arah UNILU menuju samsat
dan melintasi rumah Erwin saat itu. Sampai di jalan raya menuju ke selatan.
Singgah sebentar di Sriratu beli es kream karena Mili dan Nata haus. Mereka
lanjut perjalanan lagi, sampai di Adipura menuju Anaconda terus sampai di
persimpangan belok ke kiri. Mili dan Nata akhirnya berpisah di persimpangan
Pendopo. Mili belok ke selatan dan Nata terus saja.
” Like Milli & Nathan “
Ceritanya
hampir sama, berawal dari masa SMU keduanya dipertemukan. Milli dan Nathan mereka sekelas. Milli dan Nathan saling suka dari
SMU di Bandung. Nathan suka membantu Milli belajar, Milli dengan segala
kelucuannya bisa mencairkan kekakuan Nathan. Mereka pun pacaran. Sampai lulus
SMU, Nathan masuk ke universitas impiannya di Jakarta. Milli tetap di Bandung.
Nathan memutuskan hubungan karena ingin konsentrasi dengan kuliahnya. Milli
sebaliknya, tidak suka kuliah, Milli mau jadi penulis novel. Mereka masih
saling merindukan. Sampai Milli akhirnya benar-benar berhenti kuliah dan
menulis buku
Dalam
kunjungan Milli ke Jakarta, dia bertemu Nathan lagi. Mereka saling melepaskan
kerinduan seperti layaknya orang pacaran. Milli pulang ke Bandung dengan
percaya bahwa mereka jadian lagi. Padahal Nathan tidak menganggapnya demikian.
Milli kecewa. Peluncuran novel pertamanya, Milli sudah didampingi pacar baru.
Nathan muncul lagi dan menyatakan penyesalannya, minta Milli kembali jadi
pacarnya lagi. Milli marah. Menurut Milli, Nathan sudah seenaknya datang dan
pergi dalam hidupnya. Milli tidak menerima Nathan
Nathan
pulang ke Jakarta dan berhasil lulus. Milli kembali sibuk dengan novel
keduanya. Milli kemudian putus dengan pacarnya. Nathan kembali ke Bandung.
Mereka berhubungan lagi, tetap dalam ketidakjelasan sebuah komitmen. Hingga
Nathan memberi kabar bahwa dia akan menikah… dengan wanita lain dan akan pindah
ke Jakarta. Milli kaget. Kecewa dan marah
Hidup
berlanjut. Milli menghapus Nathan dari hidupnya. Hingga akhirnya Milli tahu
bahwa Nathan tak pernah benar-benar meninggalkannya.
Cerita yang sebenarnya untuk
tokoh Mili dan Nata ini memang ada sedikit mirip dengan cerita tokoh di atas.
Mili, dia pandai sekali mengolah kata. Nata lumayan kaku dalam segi
karakteristik. Kalau Nata bener – bener masuk ke jurusan Arsitektur, mungkin
ceritanya lebih mirip lagi. Allah menakdirkan lain, untuk Nata ini memang dulu
bercita – cita jadi seorang Arsitek tapi karena sudah dituntun oleh tuhan kalu
dia dijadikan jadi seorang perawat bukan seorang Arsitek.
Sedangkan Mili, dia sekarang
masih mencoba untuk lolos ke Kedokteran Unair. Semoga cita – citanya tercapai.
“ do for i love and love for i do” dikutip dari cerita Milli dan Nathan.
“ Study together “
Untuk
ke 6 kalinya bertemu bagi Mili dan Nata. Mereka belajar bersama di perpustakaan
umum lumajang di sebelah alun – alun barat yang tepatnya di selatan pas berdempetan
dengan kantor bank Jatim. Jam 10.00 mereka sepakat untuk ketemuan di
perpustakaan, tapi Nata tidak tepat waktu karena dia harus ngantar adik dulu ke
rumah saudaranya di belakang pemda itu.
Nata
pun sampai. Mili yang sedang menunggu Nata dengan galaunya sedang membaca
sebuah buku kimia SMA. Kemudian Nata pun nyapa dan meminta maaf kepada Mili.
Mereka pun akhirnya belajar bareng dan pas itu pelajaran KIMIA. Mili sempet
tanya – tanya ke Nata tentang pelajaran KIMIA.
Tidak
terasa sudah waktunya dzuhur, mereka langsung bergegas ke masjid Agung yang
berada di utara perpustakaan setelah bank Jatim. Hanya Mili saja yang sholat
karena waktu itu Nata sedang pakek celana pendek dan tidak bawa sarung. Pas di
masjid, Nata sempet melihat orang yang berdagang bubur kacang ijo. Dia waktu
itu pingin banget makan bubur kacang ijo. Dia pun menunggu Mili selesai sholat
karena Nata mau makan bareng sama Mili. Mili pun selesai, tapi saat Nata
menoleh ke arah tukang bubur yang tadi ternyata sudah hilang. Dia pergi tanpa
menghilangkan jejak. Nata pun kecewa.
Mereka
karena tidak jadi makan bubur lalu kembali ke perpustakaan. Sampai di
perpustakaan, tepatnya di gerbang. Mili dan Nata bertemu dengan saudaranya Nata
yang mengunjungi perpustakaan juga. Nata pun sempet tertawa walaupun dengan
ekspresi sinis. Nata pun takut kalau pas pulang nanti diejek sama adiknya.
Nata
dan Mili masuk ke perpustakaan setelah bertemu saudara Nata. Kemudian ngambil
tas dan pulang.
“ when Nata said the word “
Ketika itu sehabis Nata membuka
kembali ingatannya tentang Milli dan Nata karena Mili minta diceritain film
itu. Nata pun menceritakan film itu ke Mili karena di ceritanya Milli itu tetap
berinisiatif untuk menjadi penulis Nathan pun meminta Milli untuk tunjukkan
tulisan Milli.
Milli meminta Nathan untuk
sebutin satu kata. Lalu Nathan pun menyebut kata kopi. Milli dengan santainya
menulis di tisue yang tersimpan di dalam tasnya. Dia pun menulis.
Cinta itu seperti kopi panas
Paling enak diminum saat panas
Tapi resikonya jadi cepat habis
biar gak cepat habis ya diminumnya
pelan – pelan
tapi resikonya jadi keburu dingin.
Nathan pun sms Milli tentang langit. Lalu Milli balas sms Nathan di waktu
kuliah berlangsung.
Setelah matahari, setelah langit
benda yang berwarna cerah
adalah harapan
Nata pun meniru gayanya Nathan. Dia menyebut kata kopi kepada Mili. Dia
meminta Mili untuk mengarang, waktu itu Mili kurang faham. Namun setelah Nata
kasih contoh Mili pun mengerti. Dia pun balas sms Nata.
Cinta itu seperti kopi, terasa
pahit saat melihatmu diam saja, saat kamu enggan untuk bicara, saat kamu bilang
sakit, saat mengetahui temanmu bilang Hun padamu...
Tapi juga terasa manis, seperti
saat bertemu kamu, saat melihatmu tersenyum, saat melihatmu baik – baik saja,
saat menyaksikanmu bisa tertawa lepas
Terasa pahit saja gak enak,
menyebalkan, manis saja juga gak enak, membosankan, campuran ke duanya justru
jauh lebih enak like a coffee J # Mili , Lumajang 21 Januari 2012.
Nata pun mengirim kata Salju ke Mili, kemudian Mili pun balas sms Nata.
Seputih salju yang jatuh tanpa dos
dari kolong langit begitu suci, aku berharap di dalam hati cintamu untuk ku
seputih dan sesuci salju, tidak akan ternoda oleh suatu apapun #Mili , Lumajang
21 januari 2012.
Penutup
Demikianlah sedikit dari
banyaknya cerita yang penulis tulis dari kisah Mili n’ Nata. Penulis berharap
cerita Mili n’ Nata bisa menginspirasi kaum remaja yang suka banget dengan
masalah percintaan. Penulis ingin cinta yang
terjalin tidak kandas ditiup angin dan tidak abrasi digerus oleh ombak.
Penulis hanya ingin cinta yang terjalin tu seperti kuku, di mana walaupun
kecil, dalam keadaan hidup atau mati selalu tumbuh dan tidak pernah berhenti.
1 komentar:
so sweet <3
Posting Komentar